Sejak 2010 ya. Waktu aku memulai menulis blog, pernahkah aku membayangkan diriku di usia 25 tahun ke atas jadi apa? Sepertinya seseorang yang bukan aku yang sekarang.
Jika aku bisa kembali, aku ingin sekali memarahi diriku sendiri: Jangan malas! Sudah berapa banyak kesempatan kamu sia-siakan. Jangan menyerah dulu! Kamu belum mengeluarkan usaha terbaikmu. Jangan terlena! Kamu terlalu bergantung pada hidup nyamanmu, hingga ada saatnya kamu terkejut segala rasa nyaman itu tidak selamanya bisa hadir untukmu.
Seandainya: nah ini mungkin lagu favoritmu di tahun 2010, namun di tahun 2020 ini adalah momen paling menyebalkanmu. Salah satu bagian dari aktivitas bernama overthinking. Pada saat ini kamu akan mengenang masa lampau, membayangkan jika kamu mengambil pilihan yang lain, atau setidaknya lebih konsisten dalam berusaha, mungkin saat ini kamu akan jadi dirimu yang lebih baik ketimbang sekarang. Contoh sederhana: blogging. Hobimu yang tiap hari kamu tekuni 10 tahun lalu, kemudian berkurang drastis saat kamu kuliah. Seandainya kamu menekuninya, skill menulisku pasti lebih baik. Kamu mungkin tidak hanya menulis curhatanmu saja di blog jika kamu belajar menulis opini dan ulasan dengan lebih baik. Kamu akan memiliki blog yang banyak dikunjungi, benar-benar menjadi seorang blogger seperti yang kamu inginkan. Kasus lain, seandainya kamu lebih giat dan fokus saat kuliah, bukan hanya menjadi EO tanpa bayaran hanya untuk menyibukkan diri karena kamu malas dengan materi kuliah. Mungkin kamu tidak setersesat sekarang. Tidak harus jadi expert, namun setidaknya kamu lebih percaya diri dengan keilmuanmu. Atau lebih jahatnya, seandainya kamu memilih jurusan lain yang lebih sesuai kapasitasmu, mungkin kamu sudah jadi ilmuwan jenius seperti yang kamu bayangkan dulu saat ospek. Nah, ada contoh yang lebih dekat lagi, seandainya kamu serius diet setahun yang lalu. Saat ini kamu akan memiliki badan singset yang tak berani kamu bayangkan sebelumnya.
'Seandainya' adalah lagu yang menyertai keenggananku melepas masa SMP di tahun 2010, dan di tahun 2020, 'seandainya' adalah momen yang meyertai keenggananku untuk memaafkan diriku sendiri. Aku yang sekarang bukan aku yang kucita-citakan 10 tahun lalu.
Namun tak apa, tidak ada mesin waktu yang bisa mengubah pilihanmu di masa lalu. Kamu punya hari ini. Tuhan masih beri kamu kesempatan untuk hidup pada detik kamu menulis kembali di blog ini.
Dan itu cukup. Sangat cukup.