Large Rainbow Pointer

Kamis, 26 Mei 2011

Aku Takut... Pada Waktu yang Berjalan

Apa yang paling aku takuti saat ini? Apakah yang paling membuatku bergidik dan gemetar, menahan nafas dan suaraku?

Waktu yang berjalan.

Aku takut pada kehebatan Sang Waktu, yang kecepatannya membuatku merinding. Aku diam waktu akan melaluiku dengan angkuhnya, aku berjalan waktu menari dengan riangnya, aku berlari sampai tersandung waktu tertawa-tawa bahagia.

Seberapa kuat aku berusaha, aku tak bisa melawan waktu. Ya, kulihat kalender beberapa bulan lalu dan berucap dengan santainya, ah masih lama... Sebuah karma menyepelekan kekuasaan waktu, yang menohokku, meyadarkanku, sepelan apapun Ia berjalan, waktu pasti akan datang tanpa ampunan.

Ya waktu itu cuma jarum jam yang bergerak dengan lambat, sangat lambat. Tapi walau lambat... Ia berjalan pasti, menjalankan titah Tuhan sebaik mungkin, terus berputar maju. Tak sekedar berhenti ketika baterai habis, waktu akan terus berjalan.. entah sampai kapan.

Dan waktu pula, yang perlahan mengikis bebatuan menjadi pasir, mengubah laut menjadi gunung, dan begitu pula aku ditunjukkan perkasanya waktu.

Seperti waktu... yang mengikisku perlahan, menjadikanku sosok yang tak kukenali lagi. Waktu yang merubahku sedemikian rupa, membuatku terjatuh dan tak bisa berkata apa-apa lagi.

Aku, menjadi sosok asing yang tak pernah kubayangkan sebelumnya. Ah bukan, bukan, INI BUKAN AKU!!!

Dan seiring jarum jam yang bergerak dengan santainya, memburuku dan mengejekku, aku menyandarkan diri pada realita. Akankah waktu bisa berjalan mundur... impianku sedari dulu? Ah ya benda yang paling kuinginkan saat ini, mesin waktu. Karena aku merindukan masa lalu. Di tempat itu. Pada saat itu. Tertawa dan menangis tak sendirian. Panik gelisah gembira riang. Dan melihatnya pula. Yang senyumnya sembuhkan gundah yang melanda. Yang tak perlu kata namun membuatku melayang. sosok yang kurindu tanpa alasan. Serta matahari sore yang hanya ada di tempat itu indahnya, bersama dengan ucapan 'sampai jumpa besok' di tempat yang sama. Diiringi angin lembut menerpa wajah, dan aliran emosi yang kunikmati.

Serta satu hal. Aku yang dulu. Yang bebas. Seperti kupu-kupu lepas dari kepompongnya. Yang berekspresi sesuka hati. Mengungkapkan apa yang dirasakan tanpa batas. Berbicara ria apa saja yang ingin dibicarakan tanpa takut beda paham. Menari-nari tanpa takut dibilang aneh. Pergi saat ingin pulang saat bosan. Tak perlu cemas pada hal yang tak perlu. Hidup simpel yang menenangkan.

Aku ingin kembali...

Tapi waktu tidak akan pernah berjalan mundur... Waktu yang berjalan maju, semakin menjauhiku dari masa lalu, yang semakin menjauhiku pula dari aku yang dulu. Aku yang seharusnya itu aku. Waktu yang mengikisku, menjadikanku rapuh, dan terjatuh sendirian. Sepi. Kosong.

Aku takut. Pada waktu yang berjalan.

1 komentar:

  1. nyanyikanlah kasih senandung kata hatimu,
    biarlah waktu berjalan, buat apa takut pada waktu, takutlah jika kamu dikalahkan sang waktu. waktu berjalan dan apa yang terjadi jika kamu dikalahkan waktu? terdiam. dan mereka yang tak terkalahkan waktu akan meninggalkanmu dalam gelap dan kesendirian. # syehh,..omong opo aku iki!!

    BalasHapus

ada comment ada senyum :)