Large Rainbow Pointer

Kamis, 17 Maret 2011

Cermin

Hai kamu yang mengaku suci...

Bukan cuma aku yang bersabar dengan tingkahmu itu, yang menghela nafas menahan emosi, yang tetap tersenyum walaupun dalam hati sudah muak.

Bukan karena sikapmu, atau statusmu, tapi memang kelakuanmu itu sudah membuat capek, capek hati, capek psikis. Entah kamu sadar atau tidak, mereka yang memang tak sabaran sudah mengumpat, mereka yang berhati mulia berdoa, atau yang seperti aku diam serta mengepalkan tangan. Karena percuma berbicara di depanmu, kau takkan pernah mengerti.

Terserahlah,

bila memang kamu buta dengan pandangan sinis orang-orang di sekililingmu,

bila memang kamu tuli dengan sindiran halus mereka,

bila memang kamu mati rasa dengan gelombang emosi yang sudah dipancarkan dengan begitu kuatnya,

bila memang kamu kukuh dan masa bodoh dengan kelakuanmu itu,

takkan ada yang peduli lagi. Semua sudah bilang 'cukup' untukmu. Bahkan aku, yang selama ini berusaha untuk bertahan, pun kini sudah menyerahkan rasaku pada Tuhan.

Ya, sebelum kau bicara lagi, ataupun marah, ataupun menangis, lihatlah cermin. Karena yang kau butuhkan saat ini adalah cermin. Sebuah cermin yang merefleksikan dirimu. Untuk orang sepertimu, hanya bayanganmu, atas kehendak Tuhan, yang mampu menyadarkanmu.

Semoga Tuhan mengampunimu.

2 komentar:

  1. ndak apa-apa, hanya sebuah cerita lama :) semua orang butuh cermin kan, cuma beberapa orang tidak sadar karena terlalu asyik melihat keluar

    BalasHapus

ada comment ada senyum :)