Large Rainbow Pointer

Minggu, 13 Maret 2011

ihh... nyebelin banget sih!

Aku maklum, tapi juga bingung sama orang-orang yang bilang 'si ini nyebelin, si itu nyebelin...' dan itu sering banget.

Maklum karena manusiawi aja kalau kita ga suka sama seseorang, apapun alasannya. Bingung karena, ya tergantung, dia sebel karena apa. Kalau karena sifatnya asli aku bingung.

Misal si A ini orangnya sensitif berat sementara si B karakternya suka berterus terang dan apa adanya. Mereka berteman dekat dan sedang mengobrol seru. Keesokan harinya si A curhat kalau si B itu nyebelin banget karena kalau ngomong ga pernah mikir dan kritik seenaknya, plus ga mau sekelompok sama si B waktu tugas kelompok. Sementara si B ngerasa ga ada apa-apa dan kritik yang dia ajukan itu masuk akal. Akhirnya si B sebel sama si A karena sifat sensinya yang dirasa kelewatan dan mulai menghasut orang lain untuk menjauhi si A.

Yang salah kira-kira siapa?

Argumen pertama: Mungkin mayoritas akan menjawab si B karena sifat terus terangnya itu menyakiti si sensitif. Ya bisa juga sih, tapi kalau itu memang karakternya si B gimana? Mungkin dia tahu keburukannya itu dan berusaha untuk mengerem, tapi yang namanya kepribadian kan ga semudah itu dihilangkan. Akan ada saat dimana dia akan langsung mengungkapkan pendapatnya tanpa harus memikirkan kata yang tepat. Namanya juga sifat orang.

Argumen kedua: Lalu gimana kalau si A yang disalahkan? Memang bukan salahnya dia punya sifat sensi, tapi reaksinya yang langsung memusuhi si B itu tak baik juga. Malah akhirnya ngumbar cerita ke orang-orang kalau si B itu ga punya perasaan kalau ngomong. Selain itu jangan mentang-mentang sensi lalu merasa berhak dibela benar. Tapi apa mau dikata, kalau memang sifatnya sensitif harusnya si B lebih pengertian kan kalau ngomong?

Jadi siapa yang salah?

Aku ga mau bahas siapa yang salah di sini, tapi pada kasusnya. Kalau memang karakter si A dan si B begitu ya sudah, memang karakternya seperti itu. Itu pertama. Dan ingat karakter serta perilaku itu berbeda artinya. Karakter itu lebih ke sifat seperti keras kepala, egois, manja, pemurah, dermawan, penurut, ramah, judes dan sebagainya. Namun bukan pada pengertian baik dan jahat. Sementara perilaku ya pada kegiatannya itu.

Yang kedua menurutku setiap individu itu harus tahu karakter orang lain terlebih dahulu. Contoh si A dan si B kan sudah ada keterangan mereka berteman. Dalam proses sosialisasi yang sudah-sudah harusnya si A mulai mengerti karakter si B dan begitu juga sebaliknya.

Yang ketiga, ini yang agak susah bagi sebagian orang. Kalau sudah mengerti COBALAH UNTUK MENERIMANYA. Ini penting jelas. Karena kalau kita tidak bisa menerima yanga da kita akan bilang 'sebel deh sama...' 'ih dia nyebelin banget...' . Ingat, KITA TIDAK BISA SELALU MENGHARAPKAN ORANG LAIN BERPERILAKU SESUAI HARAPAN KITA. Tuhan menciptakan manusia berbeda-beda, bukan hanya dalam hal fisik tapi juga sifat. Wajar kalau kita mungkin agak merasa gimana gitu sama orang yang kelewat manja atau sensitif, tapi kalau kita sudah mulai menerima itu memang sikapnya itu tidak akan jadi masalah lagi ke depannya.

Kembali ke si A dan si B, kalau menurutku mereka kan sudah berteman dekat. Jangan sia-siakan pertemanan itu dengan hal yang useless gitu lah. Si A kan sudah tahu si B orangnya memang terus terang, jadi paling tidak hati sensinya itu harus lebih siap menerima omongan si B sewaktu-waktu. Si B juga, sudah tahu si A ini sensi ga kayak orang lain, masih saja ceplas-ceplos-no-basa-basi. Kalau sudah tahu si A ini emang sensi, mengertilah dia dan coba sekuat tenaga rem ucapan pedasnya.

Kalau si A dan si B saling mengerti, walau beda karakter kan pertemanan mereka bakal lebih langgeng. Mengerti karakter orang lain itu penting banget dalam menjalin hubungan. Kita mengerti karakter mereka dan mereka juga mengerti karakter kita, akan terjalin hubungan harmonis yang menyenangkan. Sekali lagi, manusia itu berbeda-beda tapi bukan penghalang untuk saling membina tali kasih.

Tapi kalau kasusnya bukan ke sifat orang lagi tapi perilakunya ya harus tegas dong. Kayak si A yang ga profesional banget dan memilih menghindar si B dengan ga ikut kerja kelompok, yang ada dia malah bikin susah teman-temannya yang lain dan urusannya ke nilai sekolah juga. Dia sendiri yang bakal rugi. Terus si B juga yang malah menghasut orang lain untuk ngejauhin si A juga jelas ga bisa diterima. Dimana-mana menghasut yang jelek itu keterlaluan. Yang begini harus diluruskan.

Oke aku cuma mau cerita itu aja. Mungkin membingungkan dan berputar-putar tapi ya aku murni cuma pengen cerita apa yang kuyakini aja. Oke :) .

3 komentar:

  1. why? that's no matter,..
    that's life, the color full thing!!!
    than let's instropection our self!
    right?,... ^_^

    BalasHapus
  2. mowa-mowaa ~o~

    yap, pelangi lebih indah dengan warna-warninya, begitu juga hidup :) toh ada gradasinya :) (??)

    BalasHapus

ada comment ada senyum :)